Jumat, 13 Juli 2012

STRATEGI BERLOMBA UNTUK KEMENANGAN

Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK Nasional XX Tahun 2012 yang baru saja selesai dilaksanakan memberi pelajaran yang berharga bagi para peserta (siswa-siswi SMK) yang menjadi wakil terbaik dari hampir semua provinsi yang ada di NKRI saat ini. Nilai-nilai sportifitas, nilai kebersamaan dan persaudaraan diharapkan menjadi dasar dari ajang kompetisi mengadu keterampilan dan kreatifitas para peserta.

Seperti halnya dalam pertandingan bola, taktik dan strategi dalam ajang Lomba Kompetensi Siswa sangat diperlukan sehingga harapan untuk mencapai hasil yang maksimal dapat terwujud. Di dalam sebuah pertandingan sepak bola misalnya, kita pasti tahu dengan kerangka formasi sebuah kesebelasan klub sebelum bertanding yang biasanya dipandu oleh seorang pelatih. Strategi dan taktik dari seorang pelatih akan menjadi cermin karakter dari permainan klub itu sendiri, sehingga peran pelatih dalam memimpin kesebelasan sangat penting. Selain sebagai seorang motivator para pemain di kesebelasan, juga sebagai pemikir strategi yang harus dilakukan oleh setiap pemain saat bertanding nanti. Selain itu seorang pelatih harus mahir juga membaca strategi lawan dalam sebuah pertandingan sehingga klub yang dipimpinnya bisa meraih kemenangan. 

Dalam menghadapi suatu pertandingan (dalam hal ini LKS) pembimbinglah yang harus mempersiapkan fisik, teknik maupun mental anak bimbingannya, disamping menyusun strategi. Pada saat bertanding, ia bertindak sebagai motivator dan penentu taktik sehingga para peserta dapat menampilkan prestasi terbaiknya. Setelah bertanding, ia lah yang bertanggung jawab membimbing para peserta untuk belajar menerima kemenangan maupun kekalahan dengan bijaksana.

Strategi dan taktik yang pembimbing biasa lakukan adalah mencermati prosedur penilaian yang digunakan oleh dewan juri, biasanya sudah tertera dalam lembar informasi soal yang diterbitkan oleh Direktorat PSMK dan dapat diunduh oleh siapa pun. Seperti halnya bidang lomba kria keramik/Ceramics, memiliki prosedur penilaian yang terdiri dari 3 (tiga) jenis tes dengan uraian sebagai berikut : 
  1. Tes Praktik (memiliki bobot 70%); 
  2. Tes Wawancara (10%); dan 
  3. Penilaian Sampel Produk (20%)
Pembimbing biasanya akan mengukur peluang anak bimbingannya sebelum dan selama lomba berlangsung. Jika berdasarkan pengamatan ternyata siswa bimbingannya memiliki kelemahan pada tes praktik, pembimbing akan mengarahkan siswa bimbingannya tersebut untuk berkonsentrasi di dua jenis tes yang lain (tes wawancara dan sampel produk). Sehingga harapan untuk menjadi juara bisa tetap terjaga.

Tetapi semua ini bisa berjalan, jika semua aturan main disepakati dan ditaati oleh semua unsur dalam lomba tersebut, dalam hal ini dewan juri, panitia penyelenggara, guru pembimbing dan peserta didik sendiri. Karena walaupun bagaimana tujuan setiap peserta untuk ikut berlomba adalah untuk mendapatkan kemenangan tetapi tidak melupakan nilai-nilai sportivitas dan kejujuran karena.... “Vincere Non È Importante È L’Unica Cosa che Conta (Winning is not important, it is everything / Kemenangan tidaklah penting, tetapi segala-galanya)”......





Tidak ada komentar:

Posting Komentar